- PENDAHULUAN
Kegiatan
menulis merupakan suatu kegiatan yang penting bagi seorang mahasiswa. Seorang
mahasiswa harus mampu menuliskan gagasan, ide, dan pemikirannya dalam ragam
tulis yang baku. Kegiatan menulis sangat mendukung berhasil atau tidaknya suatu
ide yang dikemukakan. Suatu tulisan yang memiliki tatanan dan susunan kalimat
yang baik, ide dan gasasan yang disampaikan akan mendapat tanggapan yang baik.
Kegiatan
menulis tidak lepas dari penyusunan kalimat. Oleh karena itu, dalam makalah ini
penulis membahas tentang kalimat majemuk. Kalimat majemuk tersebut dibagi
menjadi dua yaitu kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Penulis akan membahas kedua kalimat majemuk tersebut agar pembaca dapat
membandingkan antara kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
- ISI
Kalimat
majemuk adalah kalimat yang terdiri dari beberapa kalimat dasar. Struktur
kalimat majemuk terdiri dari dua kalimat dasar atau lebih. Kalimat majemuk ini
terdiri dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat
majemuk setara terdiri dari dua kalimat dasar yang masing-masing dapat berdiri
sendiri. Kedua kalimat dasar tersebut tidak bergantung pada kalimat yang lain,
baik secara struktur maupun makna kalimat itu. “Struktur kalimat yang di
dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat
berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat majemuk setara (koordinatif).”[1] .
Contoh kalimat di bawah ini terdiri dari dua kalimat dasar.
1) Saya makan; dia minum.
Kalimat
tersebut terdiri dari dua kalimat dasar yaitu a) Saya makan dan
b) Dia minum. Jika kalimat a) ditiadakan, kalimat b)
masih dapat berdiri sendiri dan tidak tergantung baik dari segi struktur maupun
makna kalimat. Demikian juga, jika kalimat dasar b) ditiadakan, kalimat dasar
b) masih dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal. Kedua kalimat tersebut
memiliki kedudukan yang sama di dalam kalimat majemuk setara.
Hubungan
kedua kalimat dasar dalam kalimat majemuk setara tersebut tidak tampak jelas
karena tidak digunakan konjungsi di antara kedua kalimat dasar tersebut.
Hubungan yang paling dekat dengan makna kalimat majemuk setara tersebut adalah
hubungan urutan peristiwa. Konjungsi yang cocok adalah lalu, lantas,
terus, atau kemudian.
1a)
Saya makan lalu dia minum.
Jika konjungsi kalimat itu diganti dengan
kata tetapi, hubungan kedua kalimat tersebut akan berubah.
Hubungan kalimat yang semula hubungan urutan peristiwa akan berubah menjadi
hubungan pertentangan.
1b)
Saya makan, tetapi dia minum.
Jadi,
konjungsi mempunyai peranan yang penting dalam kalimat majemuk. Peranan
konjungsi adalah menyatakan hugungan antarkalimat dasar di dalam kalimat
majemuk.
Berdasarkan
konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat
macam.
(1) Kalimat Majemuk Penjumlahan
Kalimat
majemuk penjumlahan adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan hubungan
penjumlahan. Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi dan,
serta, dan lagi pula. Kalimat yang memiliki konjungsi
tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.
Contoh:
Ibu
membersihkan meja dan adik menyapu lantai.
(2) Kalimat Majemuk Pemilihan
Kalimat
majemuk pemilihan ini ditandai dengan konjungsi atau. Jika
kaliamt majemuk terdiri lebih dari dua kalimat dasar, konjungsi atau ditempatkan
pada posisi sebelum kalimat dasar yang terakhir. Kalimat dasar yang pertama
dipisahkan dengan tanda baca koma dari kalimat dasar yang lain.
Contoh:
a. Eri boleh mengikuti ujian tulis atau ujian
lisan.
b. Eri dapat megikuti lomba pembuatan
animasi, pemasangan iklan melalui internet, atau pembuatan desain website.
(3) Kalimat Majemuk Urutan
Kalimat
majemuk urutan ini ditandai oleh konjungsi lalu, lantas, terus, dan kemudian. Kalimat
majemuk yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan urutan
peristiwa. Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar,
dapat menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan
konjungsi sebagai pemisah antarkalimat dasar.
Contoh:
a. Seorang pencuri menyelinap di balik
pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan di sekelilingnya, lantas ia melihat
seorang anak kecil bermain di halaman rumah, kemudian ia berlari mendatangi
anak kecil itu.
b. Anak kecil itu merasa terancam, dia
menoleh ke rumah, dia berteriak memanggil ibunya, kemudian ia berlari menuju
rumah.
(4) Kalimat Majemuk Perlawanan
Kalimat
majemuk perlawanan ditandai oleh konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan. Konjungsi
tersebut menyatakan hubungan perlawanan. Namun, masih perlu menggunakan tanda
koma di antara kalimat dasar yang satu dan kalimat dasar yang lain.
Contoh:
Ana
membeli baju biru, sedangkan Andi membeli baju merah.
Kalimat
majemuk bertingkat mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti (utama)
dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu
unsur kalimat itu. Konjungsi yang digunakan dalam kalimat majemuk bertingkat
adalah ketika, karena, supaya, meskipun, jika, dan sehingga.
a. Induk Kalimat dan Anak Kalimat
Perbedaan
induk kalimat dan anak kalimat dapat dilihat berdasarkan tiga kategori.
1) Kemandirian sebagai Kalimat Tunggal
Induk
kalimat mempunyai ciri dapat berdiri sendiri sebagai kalimat mandiri, sedangkan
anak kalimat tidak dapat berdiri sebagai kalimat tanpa induk kalimat. Hal ini
tampak pada contoh berikut.
a) Hujan turun selama tiga hari tiada
henti-hentinya.
b) *Sehingga banjir melanda sawah dan ladang
petani desa itu.
Kalimat a) dapat berdiri sendiri,
sedangkan kalimat b) tidak.
2) Konjungsi
Konjungsi
digunakan untuk menghubungkan anak kalimat dengan induk kalimat. Dengan kata
lain, anak kalimat ditandai oleh adanya konjungsi, sedangkan induk kalimat
tidak didahului konjungsi.
Saya membaca buku ketika dia datang.
Jika
konjungsi dipindahkan di awal kalimat itu, akan terjadi perubahan baik struktur
maupun informasi.
Ketika saya membaca buku, dia datang.
Setelah dipindahkan ke bagian awal, unsur
pertama kalimat tersebut merupakan anak kalimat dan unsur kedua merupakan induk
kalimat.
3) Urutan
Anak
kalimat yang berfungsi sebagai keterangan mempunyai kebebasan tempat, kecuali
anak kalimat akibat, didahului kata sehingga. Jika anak
kalimat di depan induk kalimat, anak kalimat itu harus dipisahkan dengan tanda
koma dari induk kalimatnya. Anak kalimat yang menempati posisi di belakang
induk kalimat dapat ditempatkan di depan kalimat tanpa perubahan informasi yang
pokok.
Dia mengajukan permintaan kredit investasi
kecil karena ingin meningkatkan perusahaan.
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi
berikut.
Karena ingin meningkatkan perusahaannya,
dia mengajukan permintaan kredit investasi kecil.
b. Jenis Anak Kalimat
Berdasarkan perannya, anak kalimat dapat
dibedakan atas beberapa jenis.
1) Anak Kalimat Keterangan Waktu
Anak
kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan waktu seperti ketika,
waktu, kala, tatkala, saat, sebelum, sesudah, dan setelah.
Contoh:
Seorang
pengunjung, ketika melihat seorang anak kesakitan, sempat
terisak.
2) Anak Kalimat Keterangan Sebab
Anak
kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan sebab, antara
lain, sebab, karena, dan lantaran. Konjungsi
ini mengawali bagian anak kalimat dalam kalimat majemuk bertingkat.
Contoh:
Karena jatuh dari sepeda, Andi tidak masuk kuliah.
3) Anak Kalimat Keterangan Akibat
Anak
kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan pertalian akibat. Konjungsi
yang digunakan adalah hingga, sehingga, maka, akibatnya, dan akhirnya. Anak
kalimat keterangan akibat hanya menempati posisi akhir, terletak di belakang
induk kalimat.
Contoh:
Hujan
turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
4) Anak Kalimat Keterangan Syarat
Anak
kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan syarat. Konjungsi
itu, antara lain, jika, kalau, apabila, andaikata, dan andaikan.
Contoh:
Jika ingin berhasil dengan baik, Andi harus belajar dengan
tekun.
5) Anak Kalimat Keterangan Tujuan
Anak
kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan hubungan tujuan. Konjungsi
yang digunakan adalah supaya, agar, untuk, guna, dan demi.
Contoh:
Ana
belajar dengan tekun agar lulus ujian akhir semester.
6) Anak Kalimat Keterangan Cara
Anak
kalimat ini ditandai oleh konjungsi yang menyatakan cara. Konjungsi tersebut
adalah dengan dan dalam.
Contoh:
Pemerintah berupaya meningkatkan ekspor
nonmigas dalam mengatasi pemasaran minyak yang terus menurun.
7) Anak Kalimat Keterangan Pewatas
Anak
kalimat ini menyertai nomina, baik nomina itu berfungsi sebagai subjek,
predikat, maupun objek. Konjungsi yang digunakan adalah yang atau
kata penunjuk itu. Anak kalimat ini berfungsi sebagai pewatas
nomina.
Contoh:
Anak yang berbaju hijau
mempunyai dua ekor kucing.
8) Anak Kalimat Pengganti Nomina
Anak
kalimat ini ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini
dapat menjadi subjek atau objek dalam kalimat transitif.
Contoh:
Ana mengatakan bahwa jeruk
itu asam.
- PENUTUP
Kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat terdiri dari dua kalimat dasar
atau lebih. Kalimat dasar yang terdapat dalam kalimat majemuk setara dapat
berdiri sendiri, sedangkan dalam kalimat majemuk bertingkat tidak dapat berdiri
sendiri. Konjungsi yang digunakan menjadi perbedaan yang mendasar antara
kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar